Pada hari Sabtu yang penuh drama, Tottenham Hotspur meraih kemenangan 2-1 atas Newcastle United di laga yang penuh dengan kontroversi dan ketegangan. Meskipun meraih tiga poin, pelatih Tottenham, Ange Postecoglou, tidak bisa menahan kemarahannya atas beberapa keputusan wasit yang dianggapnya tidak adil. Dalam konferensi pers pasca pertandingan, Postecoglou memberikan penjelasan yang jarang terjadi, mengungkapkan perasaannya yang penuh emosi mengenai kinerja tim dan keputusan-keputusan yang menurutnya merugikan.
Reaksi Postecoglou: Kemarahan yang Jarang Terlihat
Biasanya dikenal sebagai sosok yang tenang dan jarang mengungkapkan emosi berlebihan, Postecoglou kali ini tampak sangat berbeda. Pelatih asal Australia ini tidak bisa menahan amarahnya dan mengatakan bahwa kemenangan Tottenham tidak cukup dihargai, terutama melihat performa luar biasa yang ditunjukkan oleh para pemainnya. “Saya benar-benar marah – saya pikir hal paling marah yang pernah saya alami dalam karier saya adalah bahwa (para pemain) tidak mendapatkan penghargaan yang layak mereka dapatkan atas penampilan yang luar biasa,” ungkapnya.
Kemarahan ini terlihat jelas saat konferensi pers dimulai, ketika seorang reporter bertanya apakah Postecoglou bangga dengan kinerja timnya meski menang. Tanpa ragu, Postecoglou menjawab dengan penuh semangat, hampir menyela pertanyaan tersebut, menegaskan bahwa menurutnya, dengan keputusan yang lebih adil, Tottenham seharusnya memenangkan pertandingan itu dengan lebih meyakinkan.
Kontroversi Gol Anthony Gordon: Keputusan Wasit yang Dipertanyakan
Salah satu momen yang sangat membuat Postecoglou kesal adalah gol penyeimbang yang dicetak oleh Anthony Gordon untuk Newcastle. Gol tersebut tercipta setelah kesalahan dalam penguasaan bola oleh Lucas Bergvall, yang akhirnya menyebabkan bola jatuh ke tangan Joelinton sebelum diteruskan ke Bruno Guimaraes, yang kemudian memberikan assist kepada Gordon. Postecoglou dan staf pelatih Tottenham langsung melakukan protes terhadap keputusan tersebut.
Dalam tayangan ulang, memang terlihat bahwa bola sempat mengenai tangan Joelinton, yang menurut peraturan harus menyebabkan gol tersebut dianulir. Namun, wasit tidak menganggapnya sebagai pelanggaran, dan setelah dilakukan pemeriksaan oleh asisten wasit video (VAR), gol tetap sah. Postecoglou jelas marah karena merasa bahwa keputusan tersebut tidak adil dan merugikan timnya.
Keputusan Wasit yang Makin Memperburuk Kemarahan Postecoglou
Selain keputusan gol tersebut, Postecoglou juga merasa kecewa dengan keputusan-keputusan lain yang melibatkan pemain Newcastle, terutama Joelinton. Selama pertandingan, pemain Brasil itu terlibat dalam beberapa insiden yang membuat Tottenham semakin frustrasi. Mulai dari memukul Pedro Porro tanpa dihukum, hingga melanggar Dejan Kulusevski, Joelinton tampaknya lolos dari hukuman meskipun jelas-jelas melakukan pelanggaran.
Joelinton akhirnya mendapatkan kartu kuning pada menit ke-73, tetapi itu baru setelah ia melakukan pelanggaran terhadap Son Heung-min. Bagi Postecoglou, keputusan-keputusan ini hanya menambah rasa frustrasinya. “Apa yang saya lihat adalah ketidakadilan yang terjadi di lapangan, di mana keputusan-keputusan tersebut jelas merugikan kami,” kata Postecoglou dengan nada kesal.
Kondisi Krisis Cedera Tottenham: Menambah Beban Pelatih
Kemarahan Postecoglou tidak hanya dipicu oleh keputusan-keputusan wasit. Tim Tottenham saat ini tengah berada dalam krisis cedera yang parah, dengan beberapa pemain penting absen. Bek-bek utama seperti Miki van de Ven, Christian Romero, dan Destiny Udogi tidak bisa bermain, dan kiper utama Guglielmo Vicario juga absen. Porro adalah satu-satunya bek yang sehat dari empat bek utama yang biasa digunakan oleh Postecoglou.
Dengan kondisi ini, Postecoglou harus menurunkan pemain yang tidak dalam kondisi terbaik, seperti Radu Dragusin dan Archie Gray yang baru saja sembuh dari sakit. Meskipun tim Tottenham bermain dengan keberanian dan semangat yang tinggi, pertahanan tambal sulamlah yang menjadi salah satu masalah utama dalam laga ini. “Saya tidak peduli dengan keadaan kami. Yang saya pedulikan adalah para pemain yang tampil luar biasa, meskipun banyak dari mereka yang tidak dalam kondisi fisik terbaik,” tambah Postecoglou.
Momen Menegangkan dan Emosi yang Meledak di Lapangan
Setelah gol penyama kedudukan dari Gordon, emosi di lapangan semakin memanas. Para pemain Tottenham dan staf pelatih terus melakukan protes terhadap wasit, terutama ketika gol yang dianulir tidak dihitung atau saat beberapa pelanggaran terhadap pemain mereka diabaikan. Salah satu momen yang menunjukkan ketegangan tinggi adalah saat Sergio Regilon menantang para pendukung untuk memberikan dukungan lebih, sementara beberapa pemain seperti Maddison, Regilon, dan Son Heung-min mendekati wasit untuk mengungkapkan ketidaksetujuan mereka.
Krisis Mental dan Kepercayaan Diri di Tottenham
Postecoglou jelas merasa frustasi, terutama karena kemenangan yang seharusnya diraih tidak dapat diberikan penghargaan yang sesuai. Jika Tottenham memenangkan pertandingan ini, kepercayaan diri mereka akan meningkat menjelang leg pertama semifinal Piala Carabao melawan Liverpool pada hari Rabu. Namun, dengan hasil ini, mereka semakin terpuruk, dengan tidak mampu menang di kandang dalam enam pertandingan liga berturut-turut. Tottenham kini lebih dekat ke zona degradasi daripada ke empat besar, dan Postecoglou harus segera menemukan solusi untuk keluar dari krisis ini.
Pujian untuk Para Pemain: Meski Kekecewaan Menyelimuti
Meskipun sangat marah dan kecewa dengan beberapa keputusan, Postecoglou tidak segan-segan memberikan pujian kepada para pemainnya. “Saya sangat bangga dengan para pemain. Mereka tampil luar biasa, menciptakan peluang, bertahan dengan kuat, dan menunjukkan komitmen yang luar biasa,” ujarnya. Meskipun hasil akhir tidak sesuai harapan, Postecoglou menilai bahwa para pemain telah memberikan segala yang mereka punya, terutama dalam situasi yang sangat sulit.
Son, Maddison, dan Bissuma: Keputusan Taktis Pasca-Performa Tim
Postecoglou juga berbicara tentang keputusan untuk mencadangkan beberapa pemain penting seperti Son Heung-min, James Maddison, dan Yves Bissuma. Meski demikian, dia menjelaskan bahwa ini adalah bagian dari strategi untuk menjaga kebugaran dan kesiapan tim dalam menghadapi jadwal padat ke depan. Ketegangan yang tampak di lapangan, ditambah dengan ketidakadilan yang dirasakannya, hanya menambah tekanan pada pelatih dan tim.
Postecoglou dan Tekanan di Tottenham
Kemenangan 2-1 atas Newcastle United mungkin terlihat positif di atas kertas, tetapi bagi Ange Postecoglou, hasil tersebut jauh dari cukup. Kemarahan dan kekecewaan yang dilontarkan Postecoglou menggambarkan tekanan besar yang sedang dihadapi oleh manajer asal Australia itu. Keputusan wasit yang kontroversial dan krisis cedera yang dialami Tottenham hanya memperburuk situasi tim, namun Postecoglou tetap menunjukkan dukungannya kepada para pemain yang telah berusaha keras. Kini, tantangan bagi Postecoglou adalah bagaimana mengatasi krisis mental dan fisik ini untuk kembali membangkitkan tim Tottenham, terutama menjelang laga-laga penting yang akan datang.